BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bimbingan dan
konseling merupakan ilmu terapan yang selalu berkembang dan megikuti perubahan
kondisi social, ekonomi, budaya, dan politik. Pada saat ini bimbingan dan
konseling di Indonesia secara dinamis mengikuti berbagai perubahan kondisi di
atas. Salah satu dinamika perkembangannya adalah dengan mengadaptasi model
bimbingan konseling komprehensif sebagai respon terhadap tuntutan perubahan
kondisi masyarakat.
Bimbingan dan
konseling komprehensif di sekolah merupakan upaya untuk memberikan bantuan
secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran,
staf administrasi, orang tua dan masyarakat. Melalui bombingan dan konseling
komprehensif peserta didik diharapkan dapat memahami dan dapat mengetahui
kehidupan yang mencakup kehidupan akademik, karir dan pribadi sosial.
Di dalam
makalah ini akan dibahas mengenai Bimbingan Konseling Komprehensif.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif?
2.
Apa
landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif?
3.
Apa
saja model Bimbingan dan Konseling Komprehensif?
4.
Apa program Bimbingan
dan Konseling Komprehensif?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif
2.
Untuk
mengetahui landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif
3.
Untuk
mengetahui model Bimbingan dan Konseling Komprehensif
4.
Untuk
mengetahui program Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance”
berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukkan,
membimbing, menuntun, ataupun membantu.” Sesuai dengan istilahya, maka secara
umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.
Sedangkan secara terminologi bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan
kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi
yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan
teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian
sehingga individu dapat bermanfaat bagi dirnya sendiri maupun bagi
lingkungannya.
Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel”
yang secara etimologis berarti “to give advice”, atau memberi saran dan
nasihat.
Berdasarkan terminologi konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan
bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara
dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing/
konselor dengan klien; dengan tujuan agar klien itu mampu memecahkan masalah
yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
Bimbingan komprehensif adalah pemberian bantuan kepada peserta
didik melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsive, layanan perencanaan
individual dan dukungan sistem sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
B.
Landasan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
1.
Landasan
Filosofis
Setiap aktivitas yang dilakukan harus mendasarkan
diri pada pertimbangan-pertimbangan berpikir atau secara filsafat, dalam posisi
tersebut filsafat berfungsi sebagai validasi yaitu untuk menguji koherensi
antara visi, misi, dan tujuan, dalam kontek ini adalah bimbingan dan konseling
komprehensif. Landasan filosofis bimbingan dan konseling komprehensif merupakan
dasar pemikiran yang sangat penting untuk memberikan arah dan argumentasi
pemikiran serta alasan untuk dilaksanakan dan diimplementasikan dalam kehidupan
khususnya di sekolah.
Filsafat adalah lapangan pemikiran dan penyelidikan
manusia yang amat luas (komprehensif), sekalipun filsafat tidak bisa menjangkau
semua persoalan dengan daya kemampuan pikir manusia secara keseluruhan.
Filsafat sifatnya hanya mencoba mengerti, menganalisis, menilai, memvalidasi
dan menyimpulkan persoalan-persoalan dalam jangkauan rasio manusia, secara
kritis, rasional, dan mendalam. Jika dikaitkan dengan permasalahan secara
komprehensif hakikat manusia pada dasarnya menyangkut empat dimensi yaitu
dimensi keindividualan (individualitas), kesosialan (sosialitas), kesusilaan
(moralitas), dan keberagamaan (religiusitas). Tinjauan tersebut akan
memperlihatkan betapa manusia amat berpotensi untuk memperkembangkan dirinya,
untuk menguasai alam, dan untuk mengembangkan budaya setinggi-tingginya demi
kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat. Untuk menjamin supaya bimbingan dan
konseling komprehensif itu benar-benar efektif maka dibutuhkan
landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normative dan
pedoman pelaksanaan pembinaan. Sebab bimbingan dan konseling pada hakekatnya
sebagai usaha untuk membantu proses perkembangan memecahkan masalah agar
individu dapat meyesuaikan dirinya dimana mereka berada.
Pemikiran dan pemahaman secara filosofis menjadi
alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan
bagi konselor pada khususnya. Bagi konselor bahwa pemahaman filosofis dan
pemikiran yang mendalam dapat membantu konselor di dalam memahami situasi
konseling ketika membuat suatu keputusan yang tepat dan komprehensif sesuai
dengan aspek-aspek yang diperlukan dalam cakupan bimbingan dan konseling itu
sendiri. Di samping pemikiran dan pemahaman filosofis juga memungkinkan
konselor menjadikan dirinya semakin mantap, lebih luas pemikirannya, lebih
efektif di dalam penerapan pemberian bantuan serta lebih bijaksana dalam mengambil
berbagai keputusan yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan konseling
komprehensif.
2.
Landasan
Psikologis
Landasan psikologi di dalam bimbingan dan konseling
komprehensif berarti memberikan landasan dan pemahaman tentang tingkah laku
individu yang menjadi sasaran layanan
yaitu konseli. Landasan psikologi di dalam bimbingan dan konseling sangat
penting karena bidang garapannya adalah tingkah laku, permasalahan hidup
manusia beserta aspek-aspek lainnya. Aspek dan tingkah laku manusia beserta
permasalahan yang menjadi sasaran untuk diubah dan dikembangkan dalam kontek
mereka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi atau untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai pula. Tujuan bimbingan dan konseling yang hendak dicapai adalah
pemecahan masalah, efektivitas pribadi, pengubahan perilaku, dan membantu dalam
hal kesehatan mental.
3.
Landasan
Sosial Budaya
Fenomena dalam masyarakat modern ini semakin lama
semakin pesat perkembangan dan perubahannya. Perkembangan dan perubahan
tersebut menyangkut beberapa aspek kehidupan manusia. Pengaruh atau dampak
perkembangan dan perubahan tersebut dapat berdampak positif dan negative bagi
kehidupan manusia. Dampak positif berbagai aspek kehidupan manusia yang pada
akhirnya semakin dapat menikmati indahnya kehidupan, menikmati kehidupan dengan
sarana teknologi yang efisien dan efektif. Kehidupan ini rasanya serba bebas dan
semua kepentingan hidup dengan mudah diakses melalui sarana teknologi yang
serba canggih. Dari sisi negative bagi mereka yang tidak dapat menyesuaikan
diri akan merasa dibebani oleh pemikiran-pemikiran dan kebutuhan hidup yang
sangat berat akhirnya akan menambah ketegangan emosional dan konflik batin yang
serius sehingga banyak menimbulkan penyakit mental.
Gambaran realita yang sungguh terjadi di era
kebudayaan modern seperti sekarang banyak dicirikan dengan kebudayaan materiil,
kebahagiaan hidup diukur dengan suksesnya seseorang, aspirasi dan perujuangan
mendapatkan materi. Kenyataan perubahan prinsip hidup seperti ini perlu
diberikan bentuk bantuan layanan bimbingan dan konseling komprehensif dalam
setting kehidupan. Landasan social budaya bimbingan dan konseling komprehensif
merupakan acuan dasar sehingga sekalipun perkembangan teknologi semakin maju
dan pesat eksistensi social budaya suatu bangsa tetap berdiri tegak, tidak
terombang-ambing oleh perubahan tersebut. Landasan social budaya merupakan
acuan nilai yang menjadi pertimbangan dasar di dalam membantu memecahkan
masalah problema-problema kehidupan bangsa.
4.
Landasan
Religius
Landasan
religious layanan bimbingan dan konseling komprehensif sangat penting terkait
dengan keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan.
Sikap yang mendorong perkembangan manusia berjalan menuju kehidupan akan
berjalan kearah yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama. Di samping itu upaya
untuk memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan
perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dalam rangka meneguhkan
kehidupan beragama untuk selanjutnya membantu perkembangan dan pemecahan
masalah individu di dalam kehidupannya. Keyakinan manusia adalah makhluk Tuhan menekankan
ketinggian derajat dan keindahan makhluk manusia serta peranannya sebagai
khalifah di muka bumi.
C.
Model
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Model bimbingan
dan konseling komprehensif merupakan model mutakhir yang dikembangkan oleh American School Counselor Association
(ASCA). Model ini mulai dikembangkan pada tahun 1997. Model ini merupakan
gerakan reformasi pendidikan yang mencakup undang-undang tentang pendidikan
dasar dan menengah di Amerika Serikat, serta undang-undang “no children left behind”.
Bimbingan dan
konseling komprehensif dirancang untuk merespon berbagai persoalan yang
dihadapi oleh konselor di sekolah. Berdasarkan laporan ASCA dan beberapa
penelitian, DeVoss mengatakan bahwa konselor di sekolah mengalami berbagai
masalah antara lain sepeti kurangnya dukungan administrasi BK, tidak memiliki
arah yang jelas pada ekspektasi dan tujuan program, tidak mendapatkan pengakuan
dan penghargaan, kurang ada control dalam pelaksanaan program harian, serta
banyak mengerjakan tugas-tugas non-profesional. Selanjutnya Hart dan Jacobi
mengidentifikasi enam masalah yang dihadapi bimbingan dan konseling di sekolah
yaitu: (1) kurangnya filosofi berpikir dari program BK; (2) program BK tidak
terintegrasi dengan program sekolah yang lain; (3) tidak cukup akses untuk siswa;
(4) layanan yang tidak memadai; (5) kurangnya akuntabilitas konselor; dan (6)
gagal untuk menggunakan berbagai sumber yang ada. Untuk itulah model bimbingan komprehensif
dikembangkan sebagai setrategi untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas.
Selain itu,
model bimbingan komprehensif ini dikembangkan berdasarkan berbagai hasil kajian
teori, dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh ASCA tentang program
bimbingan dan konseling dan profesi konselor sekolah. Penelitian tersebut
menjaring data mulai dari konselor di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi, serta supervisor dan
pendidik konselor. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan di lebih dari 35
negara bagian di Amerika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model bimbingan
dan konseling komprehensif yang ditawarkan oleh ASCA merupakan model yang
memiliki landasan teoritik dan praktik yang dapat diandalkan.
Model bimbingan
dan konseling komprehensif merupakan respons terhadap berbagai penelitian yang
telah dilakukan oleh American School
Counseling Ascociation. Model ini merupakan upaya perbaikan dan
pengembangan dari model bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan
sebelumnya. Model bimbingan dan konseling komprehensif menuntut perubahan
paradigma berpikir konselor, baik posisi maupun kinerja kerja konselor. Hal ini
disebabkan karena model ini merupakan gebrakan baru bagi layanan bimbingan dan
koseling, sehingga perubahan pertama untuk dapat mengimplementasikan model ini
adalah konselor, yang merupakan kunci pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah. Tuntutan bagi konselor adalah mengubah paradigm berpikir lama menuju
paradigm yang komprehensif. Paradigma lama antara lain: kegiatan bimbingan dan
konseling memfokuskan pada jumlah aktivitas, evaluasi program berdasarkan
banyaknya kegiatan yang dilakukan, dan bekerja untuk mempertahankan system yang
ada kea rah visi yang baru. Adapun visi baru model ini adalah: kegiatan layanan
bimbingan dan konseling berfokus pada keluaran dan meningkatkan hasil, mengukur
hasil keberhasilan layanan berdasarkan tujuan yang telah dirancang, mengubah
dan mengadaptasi system menjadi lebih responsive terhadap perubahan system.
Selanjutnya,
model ini dikembangkan untuk memperlihatkan pendekatan yang komprehensif pada
latar belakang berpikir, system layanan, manajemen dan akuntabilitas. Model ini
memberikan mekanisme bagi konselor sekolah untuk mendesain, mengkoordinasi,
mengimplementasi, mengelola dan mengevaluasi program BK yang didasari oleh
keberhasilan siswa.
Program BK
komprehensif adalah usaha kolaboratif yang bermanfaat bagi siswa, orang tua,
guru, staf administrasi, dan seluruh anggota masyarakat (ASCA). Model BK
komprehensif memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Memiliki
cakupan layanan yang komprehensif
2.
Memiliki
desain yang berlandaskan pada nilai-nilai preventif
3.
Memiliki
bentuk yang bersifat perkembangan
4.
Berpusat
pada siswa
5.
Dilaksanakan
secara kolaboratif
6.
Didukung
oleh data
7.
Terintegrasi
pada keseluruhan program sekolah (Bower & Hatch, 2012)
Di samping itu,
model ini memberikan kerangka kerja bagi komponen-komponen program, peran
konselor sekolah dalam implementasi dan filosofi yang melandasi kepemimpinan,
advokasi, dan perubahan yang sistemik. Konselor sekolah berubah dari service-centered bagi sebagian siswa,
menjadi program-centered bagi seluruh
siswa. Dengan demikian, konselor dituntut untuk dapat merancang program yang
dapat mengakomodasi seluruh kepentingan siswa. Tuntutan tersebut terefleksi
dari perubahan pertanyaan kepada konselor sekolah. Pada model konseling yang
lama, konselor dituntut untuk mengerjakan pekerjaan dalam merespon pertanyaan: Apa yang dilakukan oleh konselor sekolah?
Pada model BK komprehensif, konselor dituntut untuk merespon pertanyaan: Bagaimana siswa berubah sebagai hasil dari
apa yang dilakukan oleh konselor?
Walaupun model
ini diadopsi dari model ASCA yang dikembangkan untuk mengatasi masalah yang
dialami oleh bimbingan dan konseling di Amerika Serikat, namun model ini dapat
diadaptasi di Indonesia. Kemungkinan adaptasi model ASCA di Indonesia sangat
terbuka, karena model ini memberikan kerangka berpikir dan kerangka kerja yang
fleksibel, seperti yang dikemukakan oleh Bower dan Hatch. Mereka mengatakan
bahwa model ASCA yang member peluang kepada masing-masing negara bagian untuk
menetapkan standar masing-masing dan mempertimbangkan dengan kebutuhan dan
kondisi politik local. Dengan fleksibilitas tersebut, model ini dapat
diadaptasi untuk pengembangan bimbingan dan konseling di Indonesia.
Model bimbingan
dan konseling komprehensif memberikan kesempatan bagi ilmu Bimbingan dan
Konseling di Indonesia untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih baik.
Masalah-masalah yang dialami oleh bimbingan dan konseling di Amerika juga
dialami oleh bimbingan dan konseling di Indonesia. Dengan demikian, adaptasi
model bimbingan komprehensif member peluang kepada konselor untuk menunjukkan
kinerjanya, sehingga profesi bmbingan dan konseling mendapatkan pengakuan di
masyarakat. Selain itu, model ini juga mendukung reformasi pendidikan yang
menekankan pada pentingnya standarisasi dan akuntabilitas layanan pendidikan.
Berdasarkan
rambu-rambu penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) yang diterbitkan
tahun 2008, layanan bimbingan dan konseling sudah mengadopsi model bimbingan
dan konseling komprehensif yang dikembangkan ASCA, namun pengadopsian model
tersebut hanya pada satu komponen dari empat komponen model yang ditawarkan
ASCA. Dalam model bimbingan dan konseling komprehensif terdapat empat komponen
yang saling berkaitan, yaitu landasan berpikir (foundation),system layanan (delivery
system), system manajemen (management
system), dan akuntabilitas (accountability).
Sedangkan pada bimbingan komprehensif
yang dikeluarkan ABKIN hanya mengemukakan system palayanan saja.
1.
Landasan
berpikir
Landasan
berpikir adalah kumpulan dari prinsip-prinsip yang mengarahkan pengembangan,
pelaksanaan, dan evaluasi program. Informasi yang dikumpulkan dan dievaluasi
dalam komponen akuntabilitas harus sejalan dengan foundation yang terdiri dari:
a.
Keyakinan-keyakinan
dan filososfi sekolah, program BK komprehensif dan konselor yang menjadi
landasan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan program
BK komprehensif.
Keyakinan
ini terlihat dari consensus seluruh personel yang terlibat dalam program BK
komprehensif. Hal ii dapat direfleksikan dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan seperti:
Apa
yang kita yakini tentang siswa-siswa kita?
Apa
yang harus diketahui dan dimiliki oleh siswa?
Bagaimana
guru memandang siswa?
Dalam
program BK komprehnesif, pernyataan tentang keyakina-keyakinan dan filososfi
sekolah dituliskan pada bagian pertama program. Biasanya statemen ini tercakup
dalam visi dan misi sekolah.
b.
Visi
dan misi program
Terdiri
dari deskripsi tentang tujuan program yang sejalan dengan visi misi sekolah.
c.
Tuntutan
standar bagi siswa secara akademik, karir, pribadi dan social
Standar
ini terdiri dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang harus dicapai siswa
pada jenjang akademik tertentu. Tuntutan standar bagi siswa dapat dilihat pada
standar nasional siswa pada setiap jenjang pendidikan.
2.
System
layanan
a.
Layanan
dasar
b.
Layanan
perencanaan individual
c.
Layanan
responsive
d.
Dukungan
system
3.
System
manajemen
System
manajemen adalah system yang mendukung perencanan, pelaksanaan, dan evaluasi
program BK komprehensif. System manajemen terdiri dari kesepakatan manajemen,
dewan penasihat, penggunaan data, pembuatan action
plans, dan kalender kegiatan. Kesepakatan manajemen adalah pernyataan
tentang tugas dan tanggung jawab personel BK, pihak yang berhak meminta
akuntabilitas program, pembagian tanggung jawab kerja, dan negosiasi tersebut
disetujui oleh manajemen sekolah. Dewan penasehat adalah pihak-pihak yang ditunjuk
untuk mereview hasil program dan membuat rekomendasi. Dewan ini terdiri dari
representasi seluruh kelompok stakeholder
pendidikan, yaitu siswa, orang tua, staf sekolah, dan anggota masyarakat.
Penggunaan
data maksudnya adalah bahwa program BK dilandasi oleh data. Data tersebut
digunakan untuk melihat dan membuat perubahan, memastikan bahwa seluruh siswa
mendapat manfaat dari program, dan monitoring siswa. Action plus terdiri dari domain, standard dan kompetensi, deskripsi
kegiatan, kurikulum dan bahan-bahan yang akan digunakan, alokasi waktu,
penanggung jawab kegiatan, evaluasi, dan perkiraan hasil. Kalender terdiri dari
kalender akademik, kalender program tahunan dan mingguan.
4.
Akuntabilitas
Akuntabilitas
merupakan harapan yang dituntut dari konselor sekolah, yaitu “bagaimana siswa
berubah sebagai hasil dari program”. Akuntabilitas terdiri dari laporan hasil
seluruh kegiatan, evaluasi performance
konselor, dan audit program. Laporan hasil kegiatan bertujuan memastikan bahwa
program telah diimplementasikan, dianalisa efektifitasnya, dan ditingkatkan
sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi performance
konselor dapat dilakukan dengan standar praktek dasar, evaluasi administrator,
dan evaluasi diri.
D. Program
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Muro dan Kottman (1995) mengemukakan
bahwa struktur program bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke
dalam empat jenis layanan, yaitu: (1) layanan dasar bimbingan; (2) layanan
responsive; (3) layanan perencanaan individual; dan (4) dukungan sistem.
1. Layanan
Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan merupakan
layanan bantuan bagi siswa melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas,
yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan
potensinya secara optimal.
Layanan ini bertujuan untuk membantu
semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang
sehat, dan memperoleh ketrampilan dasar hidupnya.
2. Layanan
Responsif
Layanan responsif merupakan “layanan
bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan
bantuan dengan segera.”
Layanan ini bertujuan untuk membantu
siswa memenuhi kebutuhan yang dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang
dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator
dari kegagalan itu berupa ketidak mampuan untuk menyesuaiakan diri atau
perilaku bermasalah.
3. Layanan
Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual adalah
layanan bimbingan yang bertujuan membantu individu membuat dan
mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadinya.
Membantu individu memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya
sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencananya itu
sesuai dengan pemantauan dan pemahamannya itu.
Dapat juga dikemukakan bahwa layanan ini
bertujuan untuk membimbing seluruh siswa agar (a) memiliki kemampuan untuk
merumuskan tujuan, perencanaan atau pengelolaan terhadap pengembangan dirinya,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial belajar maupun karir; (b) dapat belajar
memantau dan memahami perkembangan dirinya, dan (c) dapat mel;akukan kegiatan
atau tindakan berdasarkan ppemahamannya atau tujuan yang telah dirumuskan
secara produktif.
Teknik bimbingannya adalah konsultasi
dan konseling. Isi layanan perencanaan individual adalah: (1) bidang pendidikan
dengan topik-topik belajar yang efektif, bel;ajar memantapkan program keahlian
yang sesuai dengan bakat, minat, dan karakteristik kepribadian lainnya; (2)
bidang karir dengan topik-topik mengidentifikasi kesempatan karir yang ada
dilingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia kerja,
dan merencanakan kehidupan karirnya; (3) bidang sosial-pribadi dengan
topik-topik mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan sosial yang tepat, be;ajar menghindari konflik dengan
teman, dan belajar memahami perasaan orang lain.
4. Dukungan
Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan
manajemen yang bertujuan memantabkan, memelihara, dan meningkatkan program
bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional; hubungan
masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/ penasehat, masyarakat
yang lebih luas; manajemen program; penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis,
1990).
Program ini memberikan dukungan kepada
guru pembimbing dalam rangka memperlancar penyelenggaraan ketiga program
layanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidikan lainnya adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem ini
meliputi dua aspek yaitu: (1) pemberian layanan; dan (2) kegiatan manajemen.
a. Pemberian Layanan , menyangkut
kegiatan guru pembimbing yang meliputi:
1)
konsultasi dengan
guru-guru.
2)
menyelenggarakan
program kerjasama dengan orang tua/ masyarakat.
3)
berpartisipasi dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah.
4)
bekerjasama dengan
personel sekolah lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif bagi perkembangan siswa.
5)
melakukan penelitian
tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling.
b. Kegiatan
Manajemen
Kegiatan manajemen ini merupakan
berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan mutu program
bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan pengembangn program,
pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya, dan pengembangan penataan
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan
dan konseling komprehensif merupakan alternative model bimbingan dan konseling
yang memberikan kesempatan bagi akademisi dan praktisi konseling untuk
meningkatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Model ini memberikan
model yang komprehensif dalam layanan bimbingan dan konseling yang mengakomodir
seluruh stakeholder bimbingan dan konseling di sekolah, mulai dari siswa, guru
pembimbing, kepala sekolah, staf sekolah, guru mata pelajaran, orang tua dan
masyarakat.
Adaptasi
model bimbingan dan konseling komprehensif di Indonesia sangat memungkinkan
untuk dilakukan, karena model ini sangat fleksibel dan adaptable. Model ini
dikembangkan untuk mengakomodir perbedaan-perbedaan dan keunikan negara bagian,
daerah, dan sekolah. Dengan demikian, model ini juga dapat diadaptasi di
Indonesia yang memiliki perbedaab dan keunikan yang bervariasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Asrowi. 2015. Menuju
Pemahaman Bimbingan & Konseling Komprehensif. Surakarta: UNS Press.
A, Hallen.
2005. Bimbingan & Konseling. Ciputat: PT Ciputat Press.
Hidayat, Dede
Rahmat dan Herdi. 2014. Bimbingan Konseling Kesehatan Mental di Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu
dan Juntika Nurihsan. 2012. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.